Rabu, 07 Mei 2008

TREN SEPATU WARNA GELAP

Sepatu Warna Gelap Paling Dicari

  • Pesta Diskon Sepi

TREN atau gaya mutakhir suatu mode tampaknya tak selalu bisa menjadi barometer pendongkrak pasar. Boleh jadi, tren fashion, sepatu dan asesori di suatu kota laris manis, tapi di kota lain bisa jadi sepi peminat. Lebih-lebih jika konsumen adalah kalangan yang tak terlalu peduli dengan tren. Contohnya Semarang. Meski sebagian besar atau sekitar 40%-60% dari segmen konsumen adalah kalangan anak muda usia 18-25 tahun yang lebih suka mengikuti tren mode, corak-corak cenderung konvensional justru jadi selera.

"Di kota lain sepatu warna-warni mungkin laris, tapi di Semarang warna hitam masih tetap dominan," tutur Asisten Store Manager Robinson Mal Ciputra Freddy Mahesa Mada kepada koran ini. Tak hanya sepatu perempuan, warna untuk jenis sepatu laki-laki dan anak-anak yang dicari pembeli pun demikian.

Belakangan ini, mode sepatu warna terang atau mencolok mulai mewabah di beberapa kota besar. Semarang, yang seperti biasa mendapat giliran 'limpahan tren' tiga bulan selanjutnya, justru terkesan adem-ayem. Meski beberapa konter dan toko sepatu mulai menjajakan mode tersebut, sepatu berwarna gelap, khususnya hitam dan cokelat, nyatanya masih jadi buruan.

"Mungkin karena untuk sekolah atau kerja, jadi warna-warna gelap justru lebih disukai. Kalau warna terang, biasanya yang dicari krem semu cokelat," ujar Nana, seorang penjaga salah satu konter sepatu di Matahari.

Hampir semua meja pamer di konter-konter yang menawarkan merek-merek berkelas seperti St Yves, Nevada, Keiza, Cole, Fladeo, Yongki Komaladi dan La Viola yang kebanyakan memang dihiasi warna-warna gelap. Kalau pun ada yang berwarna terang dan mencolok, umumnya adalah jenis sepatu kets atau olah raga bermerek Fila, Aero, Tomkins dan Extreme Sport.

Untuk memancing minat pembeli, banyak konter dan toko saat ini mulai menggelar diskon dari 20% hingga 50% lebih. Apalagi, program diskon kali ini digelar bersamaan dengan HUT RI dan hari jadi Provinsi Jateng. Meski demikian, mereka mengeluhkan program diskon yang digelar tak mampu memberi stimulus positif terhadap pasar sepatu. Pembeli masih terhitung stabil, bahkan cenderung sepi.

"Sulit untuk mengetahui berapa sepatu yang terjual setiap harinya karena jumlahnya tidak tentu. Yang jelas bulan ini memang baru sepi," terang seorang koordinator stan yang enggan disebut namanya.

Merasa Diuntungkan

Sebaliknya, Robinson justru merasa diuntungkan dengan diskon. Setiap program diskon, toko besar ini bisa mencapai target penjualan hingga 40%. Di sisi lain, selera konsumen Semarang sendiri memang sulit ditebak sehingga konter-konter merasa perlu bersabar. Untungnya, masa up-to-date (baru-Red) sepatu bisa dikatakan cukup lama, sampai enam bulan. Meski demikian, mereka biasanya menargetkan pergantian setiap tiga bulan sekali. Untuk menghabiskan stok, konter hanya memerlukan waktu paling lama enam bulan.

Dari semua jenis sepatu yang dipamerkan, sepatu perempuan dengan hak sedang dan selempang kecil lebih banyak laku.

Peminatnya biasanya kalangan anak muda yang lebih menyukai model tak terlalu formal. Sedangkan, sekitar 40% konsumen yang terdiri atas perempuan usia 27 tahun ke atas lebih menyukai model resmi dengan hak tinggi. (Renjani PS-82)

sumber:http://www.suaramerdeka.com

Nike.com

Nike.co.id

google.com

1 komentar:

infogue mengatakan...

artikel anda bagus dan menarik, artikel anda:
http://fashion.infogue.com/
http://fashion.infogue.com/tren_sepatu_warna_gelap

anda bisa promosikan artikel anda di www.infogue.com yang akan berguna untuk semua pembaca. Telah tersedia plugin/ widget vote & kirim berita yang ter-integrasi dengan sekali instalasi mudah bagi pengguna. Salam!